Jumat, 21 Februari 2014

Empress Ki : Edisi Shipper

     Tamam seperti yang aku bilang di posting sebelumnya, most anticipated moment dalam drama ini adalah ketika Wang Yoo tahu kalau Seungnyang masih hidup dan bertemu dengannya. Menderita sekali menunggu scene ini apalagi kemarin episode 30 diundur karena di negara asalnya sedang berlangsung olimpiade sochi. Jadi ketika minggu ini ditayangkan dan translatenya keluar, aku tak lagi sudi membuang waktu dan langsung menontonnya. Woah.... speechless rasanya melihat Wang Yoo dan Seungnyang saling menatap dengan pandangan seperti itu. >,<

     Wang Yoo yang selama ini mengira Seungnyang sudah mati menjalani harinya dalam kepedihan. Maka bisa dibayangkan betapa bahagianya ia ketika kasim Bang membawa kabar bahwa Seungnyang tidak mati. Gadis yang dicintainya itu saat ini hidup dengan baik di Daidu, ibukota Yuan. Mata Wang Yoo berkaca-kaca mendengarnya seolah semua kepedihan yang telah ia lalui terangkat seketika. Setelah menyelesaikan masalah perekonomian Goryeo, ia dan empat sekawan akan segera berangkat ke Daidu menjemput Seungnyang, tanpa mengetahui bahwa yang akan mereka temui disana adalah Lady Ki, bukan Seungnyang. 

     Aku bertanya-tanya akan seperti apa reaksi Wang Yoo ketika mengetahui kenyataan yang sebenarnya, namun sebelum itu untunglah Taltal bertemu dengan Wang Yoo saat bertugas menangkap Heuksoo, dan mau tak mau memberitahukan kenyataan bahwa seungnyang saat ini telah menjadi selir kaisar. Hal ini memang tidak mengubah keadaan, seungnyang tetap takkan bisa mundur apapun yang terjadi, tapi setidaknya Wang Yoo tahu siapa yang akan ditemuinya di daidu nanti dan bisa mempersiapkan hati untuk menatap wajah Seungnyang. Sesampainya di Daidu, Wang Yoo tak segera menemui Seungnyang. Apakah ia marah? tentu saja, justru aneh jika ia tak merasa marah ketika perasaan cintanya pada Seungnyang bahkan begitu besar. Namun bukan itu yang menahannya untuk menemui wanita yang sangat ia cintai. Wang Yoo justru khawatir kedatangannya akan membuka kembali luka Seungnyang, ia takut kehadirannya akan membuat Seungnyang goyah. *hiks...

     Namun terlambat, kasim Bang telah lebih dulu menemui Seungnyang untuk menyampaikan kedatangan tuannya. Seungnyang memperlakukan  kasim Bang dengan kasar bahkan membentaknya, berkata bahwa istri kaisar tak diperkenankan bertemu dengan pria asing, jika ingin bertemu dengannya maka Wang Yoo harus menghadap Kaisar untuk meminta izin. Park Bul Hwa meminta maaf kepada teman lamanya atas perlakuan Seungnyang tadi, namun kasim Bang justru berterimakasih pada Seungnyang, ia mengerti jika sikap Seungnyang yang seperti itu akan membantu Wang Yoo untuk segera melupakannya.

            

     Seungnyang sendiri merasa berat melakukan itu pada kasim Bang. Mereka adalah saudara seperjuangan sejak di tanah Goryeo, dan hubungan mereka selama ini begitu hangat. Setelah kepergian Kasim Bang, Diam-diam Seungnyang menangis di kamarnya...

            

     Empat sekawan berusaha meyakinkan Wang Yoo bahwa Seungnyang sekarang telah berubah, sama sekali bukan Seungnyang yang dicintainya. Tapi tentu saja Wang Yoo lebih mengenal Seungnyang dari siapapun, jika Kasim Bang saja bisa mengerti maksud perlakuan Seungnyang, apalagi Wang Yoo. Ia dengan yakin berfikir pasti ada alasannya seungnyang bersikap demikian, ia tau bahwa Seungnyang melakukan ini untuk meringankan bebannya. Yang Seungnyang inginkan adalah Wang Yoo melupakannya dan hidup bahagia.

     Maka Wang Yoo pun datang menghadap kaisar di ruang tahta dengan Selir Ki disisinya. menyakitkan melihatnya, melihat tatapan rindu yang membakar di mata Seungnyang dan pandangan penuh harap dimata Wang Yoo. Itulah pertama kalinya setelah keputusan Seungnyang untuk membalas dendam, aku melihat dinding air di matanya nyaris runtuh.




     Akhirnya setelah meminta izin dari kaisar, Wang Yoo dan Seungnyang berbicara berdua saja. Baik Seungnyang maupun Wang Yoo berusaha bersikap datar, namun pandangan mata mereka cukup untuk menjelaskan semuanya. Wang Yoo memulai percakapan dengan pujian tulus bahwa keadaan Seungnyang tampak baik.

  • Seungnyang: Terimakasih, Wang Yoo-gong. (sediiihh... denger Nyang manggil Wang Yoo kayak gitu, bukan lagi Ceonha seperti dulu). Apakah anda masih membenci saya?
  • Wang Yoo: Benci hanya bisa terjadi ketika kita masih punya perasaan terhadap seseorang, jauh dilubuk hatiku, Seungnyang telah tiada.





  • Seungnyang: Tolong jangan mengingatku lagi, saya tidak ingin Wang Yoo-Gong mengingatku lagi.
  • Wang Yoo: Paduka, kenangan bersama anda tak akan kuingat lagi. Saya hanya akan menghapus semua ingatan itu sampai tak berarti lagi. Jadi di masa depan, saya harap kita tak pernah bertemu dalam keadaan seperti ini lagi. (Wang Yoo beranjak pergi, seungnyang mulai tak bisa menahan diri).
  • Seungnyang: Maafkan aku. Maafkan aku. (Meskipun matanya berkaca-kaca seungnyang berusaha menjaga intonasinya tetap datar).
  • Wang Yoo: (berhenti sejenak tanpa menoleh) Tak perlu meminta maaf kepadaku, karena sayapun telah mengabaikan paduka. Tak seorangpun di dunia ini membenci paduka, termasuk diri saya... (mendengar itu, Seungnyang terdiam... menahan perasaannya yang kacau).



  •  Wang Yoo: (berbalik menatap Seungnyang) Jangan pernah merasa menyesal, jangan menitikkan air mata. Tempuhlah jalan yang anda pilih dengan lurus dan mantap. Saya akan melakukan hal yang sama. Jangan lagi berpaling, bimbang, atau menyesal... saya juga akan menempuh jalan saya sendiri. (Wang Yoo melanjutkan langkahnya, meninggalkan Seungnyang yang terdiam sendirian).



     Sampai disini semua topeng ketegaran Seungnyang runtuh. Ia menangis sesenggukan melepas kepergian pria yang sangat ia cintai, ayah dari putranya. Bahkan sampai akhirpun, Wang Yoo tak pernah menyalahkannya....  Ia menangis, seolah bicara pada udara kosong. mengucapkan do'a terakhirnya untuk raja yang sangat ia hormati sekaligus pria yang amat ia rindukan.
  • Seungnyang: Anda harus melupakanku dan hidup bahagia, itulah permintaanku yang egois. Itulah permintaan terakhir dari seseorang yang tak tahu malu. Maafkan saya cheona, cheona....


     Aku ikut patah hati untuk mereka. Aku sebenarnya bukan shipper fanatik *ada yang percaya? :p  tapi aku sangat menyukai pasangan ini. pertemuan mereka ini adalah yang pertama sejak perpisahan panjang dengan segala yang terjadi,  mereka memiliki begitu banyak hal untuk dibicarakan, juga begitu banyak kesalahpahaman untuk dijelaskan...namun pertemuan ini hanya diisi dengan percakapan kaku antara selir istana dan raja yang terbuang, tapi justru mengharukan melihat keduanya tak menuntut penjelasan maupun alasan atas keputusan masing2, mereka saling mencintai dan menguatkan... itu sudah cukup. Menyedihkan mengingat Wang Yoo bahkan sama sekali belum tahu tentang putra mereka. Salah paham? tentu saja. Tapi point drama ini bukan kesalahpahaman, bahkan meskipun tidak mengetahui alasan wang yoo menikahi keponakan El Temur, Seungnyang mengerti alasan Wang Yoo dan ia pun takkan membiarkan Wang Yoo menyerah akan tahtanya, begitupun sebaliknya, keputusan sepihak Seungnyang untuk menjadi selir Tahwan dan sikap angkuhnya tak membuat Wang Yoo kehilangan cinta dan penghargaannya pada seungnyang. Ia sudah terlalu mengenal Seungnyang, ia tahu pasti bahwa Seungnyang sengaja bersikap kejam seperti itu untuk meringankan bebannya, seungnyang tak ingin Wang Yoo terpuruk karena kehilangan dirinya.  Dan Wang Yoo lebih dari tau bahwa untuk sampai pada keputusannya sekarang ini Seungnyang harus menelan air matanya sendirian. 

     Cinta itu masih menyala, Wang Yoo dan Seungnyang menyadari itu. Dan baik seungnyang atau Wang Yoo tak akan dengan mudah bisa melepas ikatan takdir mereka... melepaskan seseorang yang pernah menjadi separuh jiwa? Namun Wang Yoo rela melepas Seungnyang asalkan itu membawanya pada kebahagiaan. Bahkan setelah semua ini, ia justru berkeras menolong Kaisar Tahwan agar tak dilengserkan dari tahtanya--demi Seungnyang. Siapapun yang dipilih Seungnyang, Wang Yoo hanya ingin Seungnyang bahagia... itu sebabnya ia meminta Seungnyang untuk tak pernah lagi menitikkan air mata, dan melanjutkan langkahnya dengan mantap. 

     Fans drama ini terbagi menjadi berbagai kubu. Seperti karakter-karakter dalam kisahnya masing-masing membela klan-nya, fans pun sepertinya tak mau kalah. kadang, iseng-iseng saja aku jalan-jalan ke forum seperti Soompi, The talking Cupboard, Lautan Indonesia dan Koala, membaca koment2 aneh dan lucu para fans yang ikutan perang membela karakter idolanya masing-masing. Ada shippernya Sengnyang-WangYoo, Seungnyang-Tahwan, Seungnyang-Tangqishi, dan yang sekarang lagi naik daun adalah Seungnyag-Taltal's shipper, wkwkwkwk. Tapi melihat kemustahilan loveline antara mereka, akhirnya ada juga yang maksa2in jadi shipper Taltal-Hongdan, lanjut ke Hongdan-Bulhwa, *nggak penting banget kan? wkwkwkwk. Ada juga yang berharap loveline Wangyoo-Yon Fei su dan ada lagi yang ingin loveline Wang Yoo-Tanashiri. Hadeuh... puyeng kan? udah kayak benang kusut-mawut-semrawut. Hehe. aahiyaa.. dan satu lagi pasangan paling gak mungkin abad ini : Yom Byong Su-Yeon Hwa. Lucu aja ngeliat mereka berdua akhir2 ini, apalagi lihat si jahat Min Joon Guk (I Hear Your Voice) pasang tampang pelo' dan rada pervert gitu, haha. tapi aku nggak berharap mereka jadi beneran, karena entah apa jadinya anak-cucu mereka nanti, secara mereka berdua ini sama2 spesies jahat-menyebalkan-minta ditimpuk--yang bisa mengeluarkan taring dari hidung :p. Asyik juga sebenarnya ikut lebai-lebai-an jadi Shipper, meskipun sedih kalo pasangan yang kita unggulkan nasibnya suram kayak OTP couple kita ini....  

     Kemarin entah dimana aku menemukan quote empress ki di sebuah forum, entah siapa yang membuat, tapi yang pasti Quote simple ini mewakili perasaan kami para shipper *hallaahhh : "No matter who you ship, they will suffer, and you with them!!!". Well, that's quite right!! pasangann manapun yang kita idolakan pada akhirnya tidak bahagia, dan kita ikut menderita bersama mereka... (lagi-lagi, yang mau muntah silahkan, wkwkwkwkw).

Kamis, 13 Februari 2014

Empress Ki : Edisi Taltal si WikiPedia

     Yeah...Yeah..Yeah...
setelah beberapa saat ragu-ragu mau nulis apa, akhirnya aku sampai pada keputusan untuk menulis hal apapun yang ingin aku tulis. Mungkin untuk menyalurkan jiwa shipperku atau semacam itulah. Hehe... gak penting banget kan yah?

     Well, karena postingan ini dipublish tepat saat aku nggak mood nulis tapi pengen banget ngepost sesuatu, maka telah diputuskan untuk memperbaiki mood dengan ngepost random picture yang kudapatkan kemarin, hasil stalk twitter dan instagram beliau-beliau itu. So... tentang apakah gambar-gambar tersebut?? Here we go, Empress Ki edisi master Taltal *gubraggggkuadrat

This is it, sejak ep 24, banyak yang jadi shipper dadakannya Taltal-Seungnyang. Tadinya aku kira aku sendiri yang entah kenapa jadi nunggu2 scene mereka berdua, ternyata di forum2 yang rajin ngadain 'fanwar' pun Taltal lagi naik daun, bahkan banyak yang bikin gif dan karikaturnya juga, ikutan histeris ahh... eheheee 

Master Taltal penyabar yah, mau nungguin Nyang dandan :*

Aih... ada yang PDKT nuihhh^^

Nyang gambar karikatur master Taltal, miripkah?? :p

Ada yang mau jadi babbysitternya bayi langka ini nggak?? wkwkwk

Ternyata Master Taltal lumayan akur sama Tangqishi...

Whoaa... Talahai mau 'nyaplok' kuping Taltal *loh?

Ini maksudnya apa deh??? -__-'

Itu ceritanya lagi jadi penguntit yah? yang jadi korbannya kok ibu suri??

Awasss meledakkkkk...... >,<

Selfie dulu ahh, sebelom perang...

Kayaknya beliau tersenyum padaku yah?? :p

Ccangkaeumm...

Sadar kamera banget kan tuh orang!!! hahaha, ada penampakan di belakang Seungnyang!

Kalo ngeliat mereka lagi pada akur gini rasa jengkel ku sama Tanashiri berkurang. Sibuk ngingetin diri sndiri kalo ini kan cuman drama, hehehee... abis Tanashiri ngeselin banget sih, kege-eran.

Uri Yang-ie...
Aigoo.... calon permaisuri dengan perdana mentrinya. ^__^ v

     Honestly aku suka banget ama Taltal ini, beliau tuh pinter, kayak WikiPedia hidup yang tau semuanya, hehe. itulah kenapa aku menunggu duet maut strateginya sama Seungnyang. Di ep.29 kemarin Taltal secara mengejutkan menunjukkan sisi protektifnya pada Sungnyang. Dia bahkan tak ragu untuk merusak kerjasamanya dengan Wang Yoo jika Wang Yoo mengusik rencana Seungnyang. Apakah itu artinya Taltal sudah mengakui kemampuan Sungnyang? yang pasti scene itu menunjukkan loyalitas Taltal meskipun yeah... itukan demi keberhasilan rencananya juga. Dalam sejarah aslinya, Taltal pada akhirnya mengkhianati Bayan, paman yang sudah dianggapnya seperti ayah sendiri demi menjadi perdana mentri Yuan, dan memang ia menjadi salah satu PM Yuan yang paling muda dan cemerlang pada masanya. 

     Tapi dalam drama ini, aku nggak berharap melihat Taltal akhirnya berkhianat karena honestly, Bayan ahjussi juga menarik simpatiku dengan hati hellokitty nya!! Dialah yang pada awalnya berniat menyelamatkan Sungnyang untuk berterimakasih dengan merelakan biaya hidup pasukannya selama setahun, dan bahkan juga mengandalkan Sungnyang untuk kelanjutan rencananya. Bayan percaya penuh pada Sungnyang. Jadi akan menyakitkan nantinya apabila Nyang membalas semua kebaikan itu dengan pengkhianatan -terlebih dengan menarik Taltal untuk berkhianat, secara kan Taltal itu orang terdekat Bayan.

     Tapi ya sudahlah, kita lihat saja nanti. Biar waktu yang menyingkap rahasianya.... *cieeehhhciieeehh (Yang mau muntah silahkan!).

Minggu, 09 Februari 2014

Empress Ki : Review Babak Pertama (2)

NOTE:
        Mian... karna mungkin postingannya terlalu panjang atau kebanyakan gambar, maka postingan dibagi dua. hehee.

Sabtu, 08 Februari 2014

Empress Ki : Review Babak Pertama (1)

         Akhir-akhir ini aku keranjingan nonton drama (emang dulu enggak ya??:p). Udah lihat header baru blog ku? Siapakah itu? Yup… itu Ha Ji Won yang saat ini berperan dalam drama saeguk Empress Ki. Drama kolosal ini rencananya akan tayang sepanjang 50 episode (whoa). Itulah sebabnya aku sempat ragu menonton drama ini, karena episodenya puaanjaang sangatt. Biasanya kan drama puluhan episode itu bertele-tele, tapi setelah membaca sinop episode 1 dan 2 di kdramatized, aku langsung memutuskan untuk mengikutinya sepenuh hati *lebayyy.

 Biasanya aku tidak tertarik dengan drama bersetting jadul seperti periode Joseon or so, jadi aku tidak tahu banyak tipe drama yang seperti ini, selain Sun Go Kong dan Putri Huan Zu dari zaman hong (baca: zaman SD). Aku bahkan tidak menonton saeguk2 populer seperti Queen Seon Deok atau The Moon That Embrace The Sun. Tapi secara teknis ini bukan drama sejarah pertama yang aku ikuti, mengingat sudah ada saeguk fiksi Gu Family Book tahun 2013 lalu. Meski sejujurnya saat itu aku menonton GFB lebih karena pemeran utamanya Lee Seung Gi dan mendadak no comment setelah melihat endingnya (hehe). Namun kali ini berbeda, aku benar-benar mengikutinya karena excited dengan jalan cerita, juga intrik dan adu siasat antara baerbagai klan baik itu di istana dalam maupun di medan perang.

Aku menulis postingan ini setelah memasuki babak kedua Empress Ki, tepatnya setelah episode 27, yang artinya sudah lebih setengah perjalanan dari 50 episode. Kenapa aku menulisnya? Karena bagiku drama ini meninggalkan kesan mendalam dan beberapa pelajaran moral yang patut diingat. Itulah fungsi utama blog ini, untuk menyimpan berbagai hal yang pernah atau sempat terfikir olehku.

Setiap selasa-rabu rasanya ada yang kurang kalau belum berkunjung ke situs download. Bukan Cuma dua hari itu saja, bahkan sejak kamis malam aku sudah galau bin risau buka-tutup Soompi, mencari spoiler, BTS, NG atau apa saja… mencari tahu apa yang terjadi di episode berikutnya. Apalagi kalau sudah sampai di minggu pagi, gentian youtube aku obrak-abrik demi mencari preview resmi yang durasinya bahkan kurang dari satu menit :p nasib shipper begini amat yak… abis drama ini bisaan banget bikin ending tiap episodenya menggantung dan bikin penasaran, nyiksa penonton buat nunggu senin depan.

Drama Korea ini mengambil latar sekitar abad 13, mendekati masa akhir dimana kerajaan Yuan (yang saat itu masih didominasi orang mongol) merupakan kekuatan adidaya yang menjadi salah satu penguasa dunia, negara-negara lain hanya bisa menjalin hubungan diplomatic secara asimetris, termasuk juga Goryeo (sekarang Korea) yang saat itu berada dalam pengaruh Yuan. Hubungan kedua negara ini tak ubahnya penjajahan, karena Yuan berkuasa penuh untuk bisa menentukan apa yang harus dan tak boleh Goryeo lakukan.

Minggu, 02 Februari 2014

No Focus


Sekeren apapun tulisan kita, kalau itu hanya di kolom komen milik tulisan orang lain, maka tetap saja posisi kita sebagai "komentator".

Sebaliknya, sejelek apapun tulisan kita, jika dia diletakkan dalam sebuah blog, notes, apalagi media massa nasional, menjadi buku, maka dia segera naik kelas. Ayo, mari menjadi penulis. Ini sungguh nasehat lemah lembut agar semua orang bergegas menjadi penulis.



*Tere Liye

     Kalau nggak salah kemarin, saya menemukan postingan diatas di sebuah FP. Meskipun udah jarang banget buka FB, saya masih membiarkan akun socmed yang satu itu tetap log in di handphone saya. Sesekali saya buka, sekedar lihat-lihat isi status yang berseliweran di time line dan baca notif aja. Tapi yah sekedar baca doang, karna saya jarang berpartisipasi ngasih 'like' atau koment disana. Salah satu aktifitas di FB yang masih terus saya lakukan meskipun sudah berkurang frekuensinya adalah stalking! hahaa. Cowok?? yep. wkwkwk... tapi terbilang produk lama. (Beliau sendiri yang ngaku gitu lohh...).
     Stalking FP nya tere-liye itu menyenangkan, yah... meskipun sebagiannya diposting berkala... jadi bukan beliaunya sendiri yang posting, melainkan postingan otomatis yang diatur menggunakan patokan waktu. Tapi, saya masih sering menemukan kalimat-kalimat yang menyenangkan untuk dipahami dan quote-quote indah tentang hidup.
     nah yang saya pajang di atas itu memang bukan quote indah dan bikin meleleh. Sekedar iseng aja mempostingnya, buat penyemangat nulis karena yang bilang itu kan penulis favorit saya, hehe. Jujur aja saya sering ngerasa males... malesss banget buat nulis. Padahal saya suka nulis. Selalu pengen nulis setiap apa yang terlintas difikiran saya, sama selalunya dengan mandeg ditengah2 naskah jauh sebelum tulisan tsb rampung. Seringkali bingung ketika sampai di bagian akhir, dan kehabisan cara buat menutup tulisan dengan baik (sama spt yang akan terjadi dengan postingan ini kayaknya). Tapi nggak masalah, kan yang penting nulis dulu, urusan bagus enggaknya bodo amat... lah orang buat konsumsi sendiri ini.
     Saya sempet rajin nulis dulu waktu jaman sekolah, tapi semuanya manual diatas kertas, jadi sekarang udah hilang gak bersisa. Padahal pasti asyik bisa membaca ulang tulisan2 saya dari kelas 1 SMP dulu. Dari mulai cerpen2 cinta lebai sampe puisi2 alai. Bahkan beberapa cerita ada yang udah sampe ratusan halaman loh, sebutlah semacam novel2 gagal gitu. Kadang saya ngakak sendiri baca beberapa diary jaman SMP yang masih tersisa, sebagian besarnya sih udah kemana tauk, tapi mengenang betapa noraknya isi dan gaya penulisan kita dulu tuh selalu seru.
     kadang ada juga beberapa tulisan yang bagus, dan bikin kita nginget2 lagi apaa yah yang waktu itu kita fikir waktu nulis ini... kok bisa gitu kita kefikir nulis ginian. haha. Sayangnya saya bukan orang yang apik sih urusan nyimpen barang, jadi dikit banget hasil2 tulisan saya yang masih berwujud. :(

Sabtu, 01 Februari 2014

Happy Birthday...

Hari Ini ada beruang madu yang lagi ulang tahunn... ahahahaa. kenapa beruang madu?? karna tampilan buntetnya gak jauh beda dari beruang madu kali yaaahh??? wkwkwkwkk... miannhae, tapi kan kamu tau aku orangnya djudjurr!!! :p

nah ceritanya, aku beneran lupa ngucapin hbd karna hari ini sibuk wara-wiri pindahan, ditambah insiden kehilangan hape secara konyol tadi siang... haha. percayalah,aku lupa dengan setulus hati loh....wkwkwkwk ^___^V

nah... sebagai permintaan maaf, ucapan b'day nya sekalian aku post disini, supaya bisa kita kenang seumur hidup betapa tidak pentingnya orang ini sampai ulang tahunya terlupakan  woops?? semacam memorial gitu betapa tersayangnya sepupu yang satu ini. haha...
mari kita sambittt terdakwanya +Nurisya Febrianti !!! prok..prok..prok...gedebugggg!
saengil chukkaa hamnidaa!!
   
exisss dulu aaahhh.... mumpung ada paparazzi...
 


 
hosh..hosh... cmangaddd!!! jangan biarkan piring & mejanya tersisaa!!
ini waktu jaman kita SD.... hehe

 
brrr...brr...2013!!
 
 
 
juga 2013... dimana terdakwa terlihat acak2an..



and finally..... happy birthday, wish you get all the prettiest boy in your life *eh?? ahahaa.... maksudnya, supaya cepet laku dan gg menggalau kalo malem minggu gitu,, baik yah akuu??? hihii...

juga semoga tahun ini bisa jadi mahasiswi di universitas pilihan kamu, dan gak pernah menyesal seeelamanya...:)
*tebar konfetti




Terlanjur -Terlanjur Yang Disengaja

   Istilah terlanjur itu umumnya diucapkan untuk sesuatu yang diluar dugaan akan disesali, atau tidak seharusnya terjadi. Seperti yang sering saya alami ketika belanja misalnya, setelah membeli barang di sebuah kios, biasanya saya akan tetap tertarik ketika melihat barang yang persis sama dijual di kios lain. Saya pasti akan bertanya harga dan membandingkan dengan yang sebelumnya saya beli. Nah, jika ternyata harganya lebih murah, maka saya akan sedikit mengeluh sambil ber-'yaah' kecewa. Tapi apa boleh buat, kan sudah 'terlanjur' dibeli, ga bisa diapa-apakan lagi.
   Begitu juga ketika kita mengalami kejadian yang sebenarnya tidak diinginkan, tapi kadung sudah terjadi dan tak bisa ditawar lagi, biasanya yang terucap adalah kalimat 'terlanjur' dalam berbagai versi dengan nada kecewa tentunya. 'Terlanjur' berkaitan erat dengan ketidaksengajaan. Tapi tentu saja, dalam kamus saya ada juga namanya terlanjur-terlanjur yang memang disengaja untuk keperluan tertentu. Seperti yang pagi ini terjadi dirumah...
   Ketika pakde bertanya tentang apakah saya sudah menemukan kostan baru untuk bulan februari, maka saya jawab; sudah. haha... muka pakde langsung menggembung kesal, "kan pakde udah bilang, diskusiin dulu... jangan langsung pindah!"
  Dan saya dengan wajah se-innocent-mungkin menjawab, "yaah... gimana dong? udah terlanjur bayar, barang-barang juga udah dipindahin." sambil cengengesan watados. wkwkwk. Dan kita tahu, bahwa kata 'terlanjur' itu cukup sudah untuk mengunci percakapan. kalau udah terlanjur ya mau diapain lagi coba?? 
  Kenapa saya jawab begitu? karna yang dimaksud diskusi versi pakdeh itu berarti sesi bujuk-membujuk yang untuk kesekian kalinya dilakukan, tujuannya? meminta saya pulang ke rumah, jangan nge-kost. saya mah kan sudah hapal mati tabiatnya pakde saya yang imut-imut ini (haha... gimana nggak imut coba, kalo hobinya ngambeg persis ponakan2 saya). Seharusnya juga pakde hapal tabiat saya, bahwa sekali ambil keputusan maka itulah yang akan saya lakukan dan perjuangkan. 'kan saya sendiri sudah sering bilang, kalau saya ini jauh dari image anak gadis baik hati yang penurut dan mau mengalah... :p  
   Tanpa mengurangi rasa sayang saya kepada bude & pakde, saya tau persis kog jalan yang saya ambil, dan Insya Allah saya cukup mampu mengambil konsekwensi dan bertanggung jawab atas nama baik saya sendiri. lagipula ngekost itu kan bukan berarti saya nggak akan pulang lagi selamanya, juga bukan karna mau bebas dalam artian negatif. saya memilih bersusah-susah tinggal di kostan yang super-duper-amat-sangat sederhana dengan banyak keterbatasan itu simply karna saya lebih nyaman begitu. Dalam pandangan banyak orang -termasuk saya- kenyamanan itu lebih berharga daripada kemewahan, mesikipun bukan berarti dirumah nggak nyaman, tapi tinggal sendiri kan lebih tenang... tanpa harus terlibat dengan 'You-Know-Who' voldemort keleuss colek +Nurisya Febrianti si nyonya besar itu lohh... yang sekarang lagi kumat. hehehee. saya kan nggak mau nambah dosa dengan terus2an terlibat dengan beliauuu.
   Maka, pada saat2 seperti inilah saya mesti menciptakan beberapa 'keterlanjuran' demi menghindari dialog bertele-tele yang gak jelas dimana ujung-pangkalnya. dan, cara ini selalu berhasil...