Selasa, 26 November 2013

YANG KITA LEWATKAN HARI INI....

Dalam 24 jam sehari, normalnya kita menghabiskan waktu 6-7 jam untuk tidur. Meskipun hanya secara teoretis, tapi mayoritas kita memang kenyataannya menghabiskan belasan jam sehari dalam keadaan terjaga. Lantas apa yang ingin saya sampaikan dengan kalimat pembuka seperti ini?
Manusia seringkali lupa, atau memang sengaja melupakan banyak hal dalam hidupnya. Bahwa dalam belasan jam setiap hari, kita melewatkan begitu banyak hal (yang seolah) kecil dan sepele, namun sesungguhnya berharga. Hal-hal yang terlwatkan dan berlalu begitu saja.
Dua hari yang lalu kantor saya mengadakan perjalanan wisata untuk karyawan ke sebuah pantai. Setelah sukses menghabiskan memori handphone, saya duduk santai di ayunan sederhana yang terbuat dari ban bekas dan digantungkan dipohon.
Berayun pelan merasakan semilir angin yang menelisik menyenangkan membuat saya berfikir… betapa selama ini saya melewatkan kesenangan  kecil seperti ini. Angin dan udara yang saya tak bisa hidup tanpanya… betapa sering saya mengabaikan keberadaannya. Saya lebih sibuk mengeluh tentang udara yang tercemar polusi atau angin yang membawa serta asap knalpot dari pada bersyukur bahwa saya bisa bernafas dengan gratis tanpa hambatan, dan tanpa perlu beli udara tentunya.
Membuka mata dan melihat hamparan laut dengan gradasi warna hijau - biru cerah, serta langit bersih tak tersaput awan. Indah. Sejurus kemudian saya menyadari betapa abainya saya melihat keelokan dunia. Manusia bisa melukiskan hamparan samudra dengan sejuta warna elok menawan, itu mudah. Tapi tentu saja itu semu, diatas kanvas saja. Seindah apapun lukisan tangan manusia… kita tak pernah bisa menyentuh airnya yang dingin dan terasa asin, kita tak bisa duduk dan berpijak diatas karangnya yang Nampak kokoh. Mata yang sejak lahir saya dapatkan (lagi-lagi) dengan gratis membuat saya mungkin menikmati semua itu. Mahakarya tuhan yang tanpa batas, yang seringkali Cuma kita jadikan background foto untuk seru-seruan.
Melihat kembali ke sekeliling, riuh… ada yang berlari girang kesana-kemari, juga ada banyak tawa dan kegembiraan. Lagu dan teriakan penuh semangat dari orang-orang yang saya kenal… semuanya menyadarkan saya bahwa selama ini saya sering acuh terhadap mereka, kawan-kawan saya. Lelah bekerja membuat emosi mudah naik, belum lagi jika trouble disana-sini. Maka rasa syukur pun terabaikan… rasa syukur bahwa saya tidak hidup sendiri dan kesepian. Saya dikelilingi teman-teman yang menyenangkan!
Sekitar seminggu yang lalu saya sariawan, bibir dan lidah sakit… makan enak pun jadi hambar. Maka saya mengeluh pada tuhan meminta kesembuhan, bagi saya sariawan adalah sakit yang paling menyiksa. Lalu sariawan pun hilang, berganti flu. Pilek dan meler benar2 mengganggu aktivitas dan memalukan tentu saja. Tapi yang paling membuat jengkel adalah hidung tersumbat yang membuat sulit tidur sepanjang malam, maka bagi saya pilek ‘juga’ adalah musuh utama. Entah apa pasal… tumben sekali sakit datang silih berganti (nggak sekaligus gitu loh?). usai flu datanglah batuk…. Tenggorokan sakit, makanan susah ditelan dan sibuk sepanjang malam. Maka kembali saya berfikir ‘ya tuhan.. beri hamba sakit apapun selain batuk!’
Fyuh…. Hari ini ketika saya menulis bahasan nggak jelas ini saya sudah sehat wal-afiat seperti sediakala. Tapi anehnya… saya tidak tahu kapan persisnya penyakit-penyakit kecil itu hilang!! Entah sejak kemarin atau 2-3 hari yang lalu. Begitulah…. Saya tak pernah lupa mengeluh dan protes sana-sini ketika merasa terganggu, tapi sering… sering sekali lupa berterimakasih ketika kehidupan kembali nyaman dan menyenangkan. Saya bahkan tak bisa mengingat kapan persisnya gangguan2 itu menghilang. Hal terpenting yang ada dibenak saya adalah saya merasa lega bahwa pengganggu2 kecil itu telah lenyap. Betapa tidak tau diri nya kan??
           Begitulah bersyukur itu hal yang paling mudah dilakukan, sekaligus paling mudah dilupakan. dan masih banyak lagi hal-hal kecil yang kita lewatkan… karna sibuk, karna banyak fikiran, karna nggak penting, karna segudang alasan yang kita buat sebagai pembenaran untuk tidak mensyukuri hidup pun tiap detilnya. Padahal apa susahnya… berdiri tenang di awal hari sambil bersidekap dan tersenyum, mengucap salam pada langit dan mentari sambil bergumam pelan ‘terimakasih tuhan untuk hari ini…’ J



Tidak ada komentar:

Posting Komentar