Rabu, 20 Juni 2012

gaje #1


Heiii!
Minggu ini, lewat beberapa hari sejak tulisan iseng terakhir yang saya buat. Sekali ini adalah tentang beberapa fakta, yang saya baru tau... dan sangat disesalkan kenapa baru tau, hehehe. Padahal hal-hal seperti ini tuh sudah lumrah banget lohh, di ranah pendidikan indonesia. Sebenernya saya sudah sering sekali mendengar selentingan tentang fenomena seperti ini, tapi... nggak adil rasanya kalau hanya sami’naa wa shodaqnaa (whoaa???),alangkah baiknya kalau dilengkapi dengan nadzornaa wa ‘arafnaa!!
Yeah... saat ini saya memainkan peran sebagai guru (sebut saja guru palsu). Guru yang apa adanya (atau tepatnya: ngga’ ada apa-apanya, hehee). Saya nggak kelihatan seperti seorang santri yang sedang menjalankan misi dakwah bagaimana menjadi guru yang baik, bagaimana menjadi masyarakat yang patuh. bahkan disekolah, Saya jarang sekali membahas tentang syari’ah ini, aqidah itu, agama begini dan kepercayaan begitu. Saya lebih memilih untuk mendengar apaa yang mereka bahas, mengamati dan menyimpannya dalam kertas2 tua di rak buku saya.
Orang2 disekolah itu tidak menganggap saya orang luar yang sedang mengamati derap langkah pendidikan negeri ini, mereka lebih suka menjadikan saya bagian dari mereka, nyaman sekali membahas berbagai issu pendidikan yang memang bukan rahasia lagi (dan saya bersyukur untuk itu). Maka saya mulai berani bertanya ini itu, mulai berani menyuarakan pendapat, dan sedikit demi sedikit belajar mengerti.
Sabtu pagi sebelum berangkat mengajar, sebuah stasiun televisi swasta menayangkan berita pagi. Bulan2 ini, publik sedang sibuk2nya mengurusi pelaksanaan ujian bagi siswa akhir baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA. Dan... seperti tahun yang sudah-sudah, berita soal kebocoran soal/ jawaban mulai memanas. Bahkan, beberapa peserta ujian tertangkap kamera sedang mencari contekan lewat gadget mereka (yang notabene kelewat keren untuk ukuran anak).
Maka bingunglah ibu guru yang amatiran ini. 1. apakah para petugas pengawas itu sudah kehabisan akal untuk merazia “perlengkapan nyontek” peserta? Atau memang membawa barang2 semacam itu sudah menjadi legal sekarang? 2. Beberapa kasus menunjukan kasus contek mencontek yang cukup seru, seperti kebocoran soal terencana yang menyebabkan seorang kepsek dibebas tugaskan. Aihh.... bukankah bundel kertas penting itu sudah diamankan sedemikian rupa, dijaga ketat oleh guru2 dan petugas pemerintah, ditempatkan di ruang rahasia dan tersembunyi dengan gembok seberat jutaan ton (ehh?? :-D). Tapi kok bisa gitu yahh?? Dan 3. Apakah generasi muda negeri ini sudah sebegitu mentoknya, sebegitu buntunya, dan sebegitu-sebegitu lainnya yang saangat memprihatinkan.
Maka pergilah saya dengan hati bingung, dan akhirnya ngantuk berat di angkot (lah, apa hubungannya? J)
Media memang hebat!! Itu nggak bisa dipungkiri. Buktinya, senada dengan fikiran saya tentang berita pagi ini para guru (yang asli) juga lagi asyik membahas berita pagi. Dengan suara berbeda, dengan cara yang berbeda juga dengan sudut pandang yang berbeda.
Oi..???
Ternyata masalah contek mencontek itu nggak serumit yang saya kira. Setidaknya nggak sampai ada agen intel tersendiri yang menyewa para pemecah sandi untuk “meminjam” kunci jawaban demi menyelamatkan kebaikan negara. (kayak yg di tv itu loooh!!). jadi yaa, tokohnya si itu-itu juga.
Jadi begini, pemirsa.... ada beberapa kemungkinan yang bisa (dan biasanya) terjadi.
Skenario #1. Seorang anak mencontek secara tradisional, misalnya dengan menulis rumus di paha, di tissue, di balik jilbab, di kertas atau di sapu tangan.
Skenario #2. Seorang anak mencontek pada temannya secara manual (dengan bahasa ii..uu..aa...dan mata yang celilang-celileng).
Skenario #3. Seorang anak mencontek pada temannya lewat gadget, yang ini sebenarnya sama saja dengan yang kedua, Cuma saja lebih cool (dikit).
Skenario #4. Seseorang yang berkepentingan berhasil mendapatkan kunci jawaban, lalu menyebarkannya kepada peserta ujian (untuk berbagai keuntungan). Tapi, perlu diwaspadai juga... penyebaran jawaban seperti apapun sebenarnya beresiko. Kan bisa saja orang tsb sengaja menyebarkan jawaban yang salah. Terkadang manusia berfikir, hidup adalah perang... dan segalanya dianggap adil dalam cinta dan peperangan (ingat 3 idiots?? Hehehe).
Skenario #4. Ini yang paling mutakhir, kejahatan terencana dan (istilah lebaynya) berskala internasional . sebuah lembaga ketika ia tumbuh dan mulai dikenal baik, maka sejatinya sudah memiliki reputasi. Nggak ada seorangpun yang ingin nama sekolahnya jelek atau menurun. Tapi pada kenyataannya, siswa datang silih berganti. Dengan ragam yang berbeda, kebiasaan berbeda, dan tentunya juga dengan kemampuan yang berbeda. Bukan mustahil kalau suatu saat misalnya... siswa yang mendaftar tak sebaik yang sebelumnya. Maka ketika diuji, ternyata peringkat sekolah menurun dan (bisa jadi) ada yang gagal. Maka ributlah para punggawa, berkali-kali mengadakan rapat dan rapat. Semua bingung, maka diambillah jalan mudahnya : menyebarkan kunci jawaban. Dan pemirsa...... yang terakhir ini benar2 gawat!!! (L)
Ohhh... bagaimanalah??
reputasi begitu penting dimata manusia zaman sekarang. Kita sibuk menempelkan label disana-sini, memberikan ukuran-ukuran. Ini baik- itu buruk, sekolah ini keren- yang itu malu-maluin, rangking satu itu pintar- nggak naik kelas itu bodoh, Hidung mancung itu cantik- jerawatan itu jelek. Padahal baik-buruk itu relatif (baik buat saya belum tentu baik buat luna maya, kan?? J).
Maka atas nama reputasi, ijinkanlah kami berbuat curang!!! Hilang sudah pemahaman indah bahwa dunia ini berputar, sama halnya dengan nasib kita.. kadang diatas kadang dibawah.
Maka apakah itu berarti rakyat negri ini bodoh?? Sebenarnya ‘tidak’. Buktinya.... Makin hari cara mencontek semakin kreatif dan keren, bukan? (-.-“)
Maka benarlah kalimat itu.... “bangsa kita terpuruk bukan karena prestasi akademisnya rendah, tapi lebih karena prestasi akhlaknya bobrok”.
(sebenarnya, saya sedang sensi sekali pemirsa!!! Habisnya heran siih, masalah ini kenapa pula jadi rumit difikiran saya, hmmmh. Jadi ada baiknya... jangan terlalu dianggap serius, tapi keadaanya memang serius  ini..Jv piiiiisss!!!!)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar