Kusentuhkan ujung-ujung jemariku ke permukaan kaca, dingin merambat perlahan... menjalar dan menelusup melalui lubang poriku. Malam ini,, Gerimis turun membasuh kota, menghapus jejak kemarau yang berlalu nyaris setahun penuh... lebih panjang dari biasanya dan lebih panjang dari seharusnya.
Aku menghela nafas.... menatapi jalanan yang lenggang dan senyap. Padahal malam belum lagi beranjak dari pukul 7.00, terlalu sore untuk tidur. Aku mengerjap-ngerjapkan mata, rasanya panas dan perih... mungkin akibat terlalu sering berhadapan dengan layar komputer.
Bagiku hujan selalu menyenangkan, dari segala sisi aku melihatnya. Aroma tanah yang di guyur hujan bagiku sudah punya cukup efek relaksasi, menenangkan perasaan dan menyejukkan fikiran. Memandangi titik air yang menggantung di ujung dedaunan bagiku sudah cukup untuk mengistirahatkan mata yang lelah setelah menyelesaikan setumpuk laporan. Menjejakkan kaki diatas rerumputan yang basah, membuatku menyadari betapa tanah menumbuhkan kelembutan dengan indah.
Rasanya,, hujan memang telah dipilihkan oleh-Nya, untuk menjadi pembasuh luka makhluknya.
Aku menghela nafas.... menatapi jalanan yang lenggang dan senyap. Padahal malam belum lagi beranjak dari pukul 7.00, terlalu sore untuk tidur. Aku mengerjap-ngerjapkan mata, rasanya panas dan perih... mungkin akibat terlalu sering berhadapan dengan layar komputer.
Bagiku hujan selalu menyenangkan, dari segala sisi aku melihatnya. Aroma tanah yang di guyur hujan bagiku sudah punya cukup efek relaksasi, menenangkan perasaan dan menyejukkan fikiran. Memandangi titik air yang menggantung di ujung dedaunan bagiku sudah cukup untuk mengistirahatkan mata yang lelah setelah menyelesaikan setumpuk laporan. Menjejakkan kaki diatas rerumputan yang basah, membuatku menyadari betapa tanah menumbuhkan kelembutan dengan indah.
Rasanya,, hujan memang telah dipilihkan oleh-Nya, untuk menjadi pembasuh luka makhluknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar